Saya Anti Aborsi

Posted on Mei 24, 2014

0


imagesAda dua artikel yang sukses membuat traffic di blog ini meningkat drastis. Satu bertema seks, satu lagi tentang PKS. Sampai-sampai ada yang bilang, “Nah, nulis soal itu aja. Pasti laris. Kalo jengah, tulis aja artikel tentang PKS. Dijamin pembaca datang berbondong-bondong.” Wkwkwkwk….

Artikel itu selalu nangkring di urutan teratas sebagai artikel yang paling banyak dibaca dan dicari pembaca. Rankingnya saling berkejaran dengan kata kunci “research” dan “writing tips“. Jadi mungkin yang tadinya niat ingin cari informasi tentang tips menulis atau riset, jadi meleng perhatiannya. Atau mungkin yang tadinya memang niat beneran, nawaitu baca artikel itu, lalu dengan malu-malu klik artikel tentang riset dan tips menulis. Biar dikira lagi baca tulisan serius, jeh 😀

Anyway, itu memang jadi hiburan. Pertama, banyak sekali pertanyaan yang bisa bikin orang terpingkal-pingkal. Kadang isi pertanyaan itu jadi bahan diskusi panjang dengan teman-teman di Whatsapp. Lalu setelah itu, diakhiri dengan tawa terpingkal-pingkal lagi, sampai keluar air mata. Karena memang lucu-lucu, dan kelihatan bahwa masih banyak sekali orang dewasa yang minim pengetahuannya tentang seks.

Tapi yang bikin saya terkejut kemarin adalah munculnya pertanyaan tentang cara untuk aborsi. Si penanya bilang bahwa pasangannya terlanjur hamil, sementara mereka tidak siap karena harus memikirkan karir terlebih dahulu. Dia bertanya bagaimana cara untuk menggugurkan kandungan pasangannya.

Saya jadi sedikit berang. Janin tidak bisa apa-apa, juga tidak tahu-menahu perilaku dua orangtuanya. Jika sampai ia digugurkan, padahal kesalahan ada pada orangtuanya yang ceroboh dan tidak berpikir panjang, tentu tidak adil. Apalagi kalau sampai digugurkan dengan alasan mengganggu karir. Memangnya seberapa penting sih, karir mereka? Sampai-sampai harus ditebus dengan nyawa calon anak sendiri. Memangnya berapa juta penghasilan yang didapat, sampai-sampai nyawa calon manusia dianggap lebih murah harganya dan hanya pantas untuk dibuang?

Terus-terang saya muak dengan pertanyaan dari si penanya itu. Saya menulis artikel tersebut, sama sekali tidak bertujuan untuk mengkampanyekan sikap pengecut. Yang saya jelaskan adalah beberapa informasi keliru mengenai seks, dan selebihnya untuk bahan lelucon. Sama sekali tidak ada niatan untuk mengkampanyekan seks bebas atau apa. Meskipun saya menghormati hak orang lain untuk memilih gaya hidup, bukan berarti saya oke-oke saja dimintai tolong untuk hal yang keliru. Jadi kalau cari informasi tentang cara mengugurkan kandungan, atau tanya alamat klinik aborsi, jawaban saya cuma satu: GO TO HELL! Pergilah ke neraka. Di sana lebih pantas, biar gosong sekalian dengan ortunya. Masa janinnya doang yang dimatiin? Nggak adil, dong.

Sekedar masukan saja buat orang-orang dewasa yang masih nggak ngeh juga gimana caranya jadi manusia yang bertanggung-jawab, cobalah trik ini. Kalau nggak siap hamil atau punya anak, ya jangan ngeseks. Olahraga kek, puasa kek. Atau pakailah alat pengaman. Kalau terlanjur hamil, terima aja dan jalani. Itu sudah resiko. Kalau berani berbuat, ya harus berani tanggung jawab. Masa cuma mau enaknya aja. Giliran harus tanggung jawab, muter-muter kayak gasing nggak tentu arah.

Nggak usah cari dalih macam-macam kayak menjelaskan detil bahwa itu cuma tumpah dikit, masih pake baju lengkap, ini itu. Kalo memang merasa itu perbuatan diri sendiri, ya tanggung jawab dong. Kalau nggak yakin itu anak sendiri, bisa tes DNA. Jangan mengelak dengan alasan macam-macam. Kita semua pernah mengalami fase jadi janin dalam perut. Bayangkan seandainya kita tahu bahwa orangtua kita berniat membunuh kita yang tidak tahu apa-apa. Tentu sedih, bukan?

Hargai diri sendiri, dan hargai kehidupan.

Banyak orang sampai menghabiskan ratusan juta hanya supaya bisa punya anak. Di sekeliling saya banyak keluarga yang mengadopsi anak, saking inginnya merasakan momen indah sebagai orangtua. Sementara yang diberi kesempatan dengan limpahan kesuburan, malah membuatnya seperti mainan. Nggak mikir untuk pakai pengaman, begitu terlanjur hamil malah sibuk mikirin gimana cara bunuh janinnya.

Kalau kehamilannya karena faktor kejahatan, misalnya korban perkosaan atau perang, saya masih bisa terima. Tapi kalau penyebabnya karena indehoy tak bertanggung jawab, ya itu tadi saran saya. Go. To. Hell.