Laniakea, dalam bahasa Hawaii, bisa kita terjemahkan sebagai “Surga Tanpa Batas.” Para ilmuwan menggunakan kata tersebut untuk menamai gugusan supercluster galaksi. September 2014, majalah Nature memuat edisi tentang Laniakea Supercluster ini.
Supercluster adalah rangkaian dari beberapa Cluster. Satu Cluster berisi serangkaian Galaksi, bisa puluhan, ratusan, bisa juga ribuan galaksi di dalamnya. Satu Galaksi berisi banyak bintang dan planet. Galaksi di mana sistem orbit kita berada adalah Milky Way, yang diperkirakan gugusannya berisi sekitar 100-400 milyar bintang. Matahari hanya salah satu bintang di dalamnya, jadi bayangkan kalau kita berputar di gugusan galaksi Milky Way saja, bisa ketemu dengan milyaran bola gas super panas alias bintang.
Galaksi Milky Way berada dalam cluster bernama Cluster Local Group yang terdiri dari sekitar 54 galaksi. Sedangkan Cluster Local Group sendiri adalah bagian dari cluster yang lebih besar bernama Supercluster Virgo, yang terdiri dari kurang lebih 100 cluster plus galaksi lainnya.
Nah, Supercluster Virgo ini ternyata masih menjadi bagian dari supercluster lainnya yang bernama Supercluster Laniakea yang terdiri dari sekitar 100.000 galaksi (mestinya ini diberi nama Megacluster). Dalam gugusan Supercluster Lanikea ini, terdapat sekitar empat supercluster, yakni: supercluster Virgo, Hydra-Centaurus, Pavo-Indus, dan Fornax-Eridanus plus Antlia Wall. Laniakea memiliki titik pusat gravitasi bernama Great Attractor, yang berada dalam supercluster Hydra-Centaurus. Semua bintang, planet, dan lain-lain yang berada di Laniakea, bergerak menuju titik gravitasi ini.
Secara keseluruhan, semesta diperkirakan memiliki empat supercluster raksasa, yakni Supercluster Laniakea, Coma, Shapley, dan Perseus-Pisces. Bayangkan betapa maha luasnya semesta, dan betapa kecilnya kita, jika galaksi di mana tempat kita berada saja hanya serupa titik debu di sebuah cluster. Dan kalau kita bayangkan lagi betapa masih banyak unsur sangat kecil di bumi, yang belum seluruhnya kita tahu.
Saya memasang gambar Supercluster Laniakea sebagai background desktop. Sekedar pengingat bahwa Bumi hanyalah setitik noktah di jagad raya, dan manusia hanyalah satu dari sekian banyak “debu”. Siapa tahu ada banyak kehidupan selain di Bumi. Semesta terlalu luas jika hanya diisi oleh manusia.
Link YouTube Nature Magazine tentang Laniakea:
Safrina Dewi
Februari 16, 2015
Setelah membaca laniakea ini, entah mengapa, kok jadi kepikiran kiamat ya? bisakah kita minta penundaan kiamat? 😦
Julie Nava
Februari 16, 2015
Kalau soal menunda kiamat, menurut beberapa sumber hadist, kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang yang menyebut nama Allah. Jadi kalau masih ada orang yang berdoa, dsb dengan menyebut nama Tuhan, maka kiamat tertunda 40 tahun lamanya. Wallahu a’lam juga.
Uswatul hasanah
Februari 3, 2019
Ini sekedar gambar ilustrasi atau memang benar2 foto super kluster laniakea?
Jika ini foto asli, siapakah yg memotret? Mengingat jarak yg harus ditempuh adalah milyaran tahun cahaya.
Artha Julie Nava
Februari 27, 2020
Yang ini kayaknya simulasi, yang dibuat berdasarkan perhitungan dan hasil pengamatan dari Bumi. Dari Bumi, ilmuwan mendata setiap bintang dan planet, lalu menggunakan data itu untuk membuat peta semesta.
Lanang Daya
Desember 6, 2022
Sungguh luar biasa Alam Semesta yang Maha Luas… Yang menjadi pertanyaan saya, adakah “Ruang dan Waktu” sebelum Alam Semesta lahir yang diperkirakan 14.3 miliar tahun silam, dalam peristiwa Ledakan Besar (Big Bang theory)?
Kalau ya, tentunya ada Alam Semesta lain, selain yang kita pahami & kenal sekarang.
Hanyalah Tuhan Yang Maha Agung yang tahu…
Artha Julie Nava
Desember 18, 2022
Menurut teori, ada semesta lain 🙂 Tapi belum terbukti, karena keterbatasan alat dan pengamatan manusia.