
Hagia Sophia sudah berubah kembali jadi masjid. Untuk yang satu ini, saya tidak punya preferensi sikap. Agak susah ya untuk berkomentar tentangnya, apalagi sejak berpuluh tahun lampau visi tentang ini sudah menghinggapi beberapa kawan dekat saya. It’s a part of fate, not merely politics.
Tapi di sela-sela berita itu, yang ramai dan jadi trending adalah tentang Gli. Kucing keren yang namanya melambung bersama Obama, sewaktu mantan presiden Amrik yang juga keren ini berkunjung ke Hagia Sophia. Obama mengelus Gli, dan seketika foto dan videonya memenuhi kanal-kanal pemberitaan. Tidak itu saja. Profilnya masuk Wikipedia, dan seorang memandu wisata bernama Umut Bahceci membuatkannya akun Instagram. Sekarang akun Instagram Gli memiliki followers lebih dari 80 ribu. Impressive!
Gli tentu saja disayang banyak orang. Sewaktu Hagia Sophia resmi menjadi masjid lagi, kembali sejumlah kanal pemberitaan membahas Gli, “Apakah Gli bisa tetap tinggal di sini? Apakah Gli tidak akan diusir?” — sampai jubir kepresidenan sendiri yang bilang, “Gli boleh tetap tinggal di Hagia Sophia, demikian juga kucing-kucing yang lain.”
Gli juga kucing yang cakep. Badannya gemuk sehat, padahal ia “kucing jalanan”. Matanya kehijauan, dan ekspresinya seperti pejabat penting, atau mungkin mirip ekspresi bangsawan di lukisan-lukisan kuno. Ia sering ditemukan duduk tenang seperti selalu siap untuk difoto. Dan memang, banyak orang jadi gemas untuk mengabadikannya dengan kamera mereka. Beberapa fotonya terpampang di internet. Ia nampak tak terusik meskipun dikerumuni banyak orang dengan kamera dan peralatan fotografi.
Konon Gli lahir tahun 2004, dan ia punya dua saudara bernama Pati dan Kizim. Ibunya bernama Sofi, dan anaknya bernama Karakiz. Tapi Karakiz mati tertabrak bus wisata. Pati juga wafat dan Kizim pun demikian.
Sebelumnya, Gli diberi nama “Gri” yang artinya kelabu, sesuai dengan warna bulunya. Namun lama-kelamaan, orang ganti memanggilnya dengan “Gli”, yang artinya “penyatuan cinta”. Tak lain karena mereka jatuh cinta dengan ekspresi dan sepasang matanya yang jernih dan tenang.
Mungkin karena itu juga, guru spiritual saya terjerat olehnya. Kalau lagi traveling ke kawasan Timur-Tengah, ia selalu menyempatkan diri pergi ke Hagia Sophia hanya demi si kucing. “Mau nengok Gli,” ujarnya jika ditanya. Seolah-olah Gli lebih penting ketimbang bangunan bersejarah atau aneka pemandangan unik di Turki.
Hari ini saya kembali melihat-lihat foto Gli di internet, dan jadi senyum-senyum sendiri. Ya, sepertinya ini memang bukan kucing biasa.
Posted on Juli 28, 2020
0