Ini masih kelanjutan dari bahasan tema seram sebelumnya.
Kalau kita menyusuri rak buku fiksi di toko, ada tiga tema seram yang mudah sekali ditemui. Yakni, bloodsuckers (para penghisap darah), shapeshifters (yang beralih bentuk), dan corpse reanimated (orang mati yang hidup kembali).
Ketiga tema tersebut adalah bagian dari kultur setempat, dan hampir bisa ditemui di negara mana pun, dalam bentuk dan nama berbeda-beda. Bloodsuckers misalnya, ia merujuk pada karakter makhluk yang gemar menghisap darah. Misalnya: Vampir di Eropa dan Amerika, Leak di Indonesia, Loogaroo di Haiti, Baoban Shith di Skotlandia, Shrtiga di Albania, dan Lilitu di Babylonia.
Lilitu berasal dari legenda Lilith, yang dipercaya sebagai istri pertama Nabi Adam, dalam tradisi Yahudi. Dalam legenda itu, orang percaya bahwa Lilith meninggalkan Adam, lalu diusir dari surga, dan menjadi ratu para setan. Kegemarannya memangsa manusia di malam hari, makan daging serta meminum darahnya.
Loogaroo, mirip dengan cerita tentang sejenis sihir di Indonesia, berbentuk bola api yang meluncur di tengah malam. Bedanya, Loogaroo berwujud nenek tua di siang hari, dan malamnya menjadi bola api. Ia akan menyelinap ke rumah orang melalui lubang di rumah (bisa lubang kunci, celah retakan tembok, dll), lalu mengisap darah penghuninya yang sedang tidur. Jadi ia vampir, sekaligus shapeshifter.
Shapeshifters, adalah tema yang merujuk pada makhluk yang bisa beralih rupa. Yang populer adalah werewolf, atau manusia serigala. Kalau di Indonesia, bentuk shapeshifter diantaranya adalah manusia harimau dan babi ngepet.
Kisah tentang manusia harimau, tidak hanya populer di wilayah Sumatera. Di Jawa juga demikian. Sewaktu kecil, ada kisah yang diceritakan orang kepada saya, tentang seorang warga desa yang punya sejenis ilmu. Sewaktu hendak mati, ia berpesan, kalau nanti ada harimau berjalan di jalanan desa, maka itu adalah dia yang sudah berubah wujud. Ada juga kisah tentang sepasang harimau yang biasa menjaga makam leluhur di malam hari. Untuk bisa melihat mereka, saya disarankan menjalani tirakat tertentu, dan tidur di makam tersebut. Ide itu saya tolak, tentu saja. Bukan apa-apa. Iya kalau yang datang harimau jejadian, masih bisa ditangani. Kalau yang mampir harimau beneran? Bisa habis saya jadi snacknya.
Corpse reanimated yang paling populer adalah Zombie. Ia berasal dari daratan Afrika, lalu masuk ke Haiti, bersamaan dengan masuknya budak-budak dari Afrika yang dibawa ke sana. Selanjutnya, ia menjadi bagian tak terpisahkan dari khasanah legenda Haiti, dan akhirnya menjadi bagian dari budaya pop Amerika.
Di Haiti, proses pen-zombie-an manusia, dilakukan oleh dukun ahli. Yang jadi sasaran biasanya adalah orang yang dibenci oleh keluarganya. Keluarganya akan meminta sang dukun untuk membunuh si target. Lalu si dukun memasukkan bubuk khusus yang berasal dari hati ikan fufu (ikan balon beracun). Racun itu menyebabkan si target kehilangan kesadaran, dan terbujur kaku, persis orang mati. Kemudian ia akan dikubur.
Namun sebenarnya, si target tidak benar-benar mati. Setelah ia sadar, ia akan merangkak dan memanjat keluar dari lubang kubur. Namun karena pengaruh racun yang kuat, otaknya sudah rusak karena kekurangan oksigen. Maka jadilah ia manusia hidup, namun dengan otak yang tak lagi bisa berfungsi sempurna.
Legenda Zombie di Haiti, populer di kalangan pekerja perkebunan tebu. Orang benar-benar takut dengan itu. Menurut beberapa literatur, legenda zombie itu dihidupkan, guna mengontrol para pekerja tersebut. Karena kehidupan yang sangat keras, tingkat stress di kalangan budak sangat tinggi. Dan untuk mengontrolnya, digunakanlah cerita tentang zombie. Di mana jika ada budak melarikan diri dan tertangkap, maka ia akan dibawa ke dukun untuk di-zombie. Si pemilik budak bisa tetap mempekerjakan si zombie. Kalau ada budak yang bunuh diri, maka dukun masih bisa membangkitkannya sebagai zombie, dan majikan bisa mengontrolnya untuk tetap bekerja di perkebunan. Jadi tidak ada pilihan bagi mereka. Hidup, kabur, atau mati, sama saja.
Ketiga bentuk karakter ini, saat memasuki dunia Hollywood dan budaya pop Amerika, berubah menjadi sensual, dan menular. Perhatikan karakter Vampir, Manusia Serigala, dan Zombie dalam berbagai film dan novel. Ada unsur sensualitas yang tinggi. Gambarannya berparas cakap, seksi, seringkali menjadi tema dalam kisah roman, dan semuanya bisa menginfeksi. Kalau digigit vampir, akan berubah jadi vampir. Diterkam manusia serigala, bisa ikut berubah wujud jadi manusia berbulu lebat. Dicakar Zombie, akan tertular jadi zombie juga.
Sebagai penikmat, saya baru bisa mengapresiasi gambaran sensualitas vampir dan manusia serigala. Sedangkan untuk zombie? Yuck, no.
Posted on Februari 23, 2016
0