Superstition: dari Garam hingga Kucing Hitam

Posted on Mei 4, 2015

0


black-cat-110513“Kalau penyihir terbang, entah ya. Tapi Mom percaya banget dengan superstition,” kata suamiku, sewaktu aku bertanya padanya tentang Bruja, penyihir yang bisa terbang, dalam khasanah budaya masyarakat Amerika Selatan.

Salah satu superstition, alias takhayul, yang dipercaya oleh Mom (mama mertua) adalah tentang garam. Misalnya, jika tanpa sengaja wadah garam terguling dan isinya berhamburan di meja, itu dianggap pertanda sial. Cara untuk menangkalnya adalah dengan memercikkan air ke garam yang tumpah, sebelum mengelapnya hingga bersih. Kita dilarang langsung membersihkan tumpahan garam itu. Takhayul lain tentang garam adalah, untuk mengusir sial, taburkan garam ke arah belakang kita. Kita juga dilarang meminta botol garam yang sedang dipegang orang lain, karena itu artinya membawa sial. Botol garam harus diletakkan dulu di meja, baru diangsurkan.

Anak-anak belajar tentang takhayul dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Tentu kita masih ingat kan, nenek atau ortu melarang anak perempuannya duduk di depan pintu, karena nanti bisa sulit ketemu jodoh. Atau anak-anak dilarang makan pisang gandeng, kuning telur ganda, brutu ayam, atau tumbung kelapa. Anakku sudah belajar salah satu takhayul di Amerika, yakni tentang daun clover berhelai empat, yang dipercaya sebagai pembawa keberuntungan. Kalau menemukan tumbuhan itu, dia bisa sibuk memilahnya, berusaha mencari yang berhelai empat.  Clover atau Shamrock adalah tumbuhan yang mirip dengan semanggi. Biasanya berhelai tiga, dan jika orang menemukan yang berhelai empat, maka orang percaya dia akan mendapat keberuntungan.Four_Leaf_Clover_068

Superstition, alias takhayul, hampir bisa ditemui di setiap negara atau budaya. Sebagian serupa, sebagian berbeda. Misalnya kepercayaan tentang kucing hitam sebagai pembawa sial. Angka 13 sebagai angka sial. Anjuran bagi perempuan hamil untuk membawa peniti atau pisau kecil saat bepergian, sebagai penangkal dari mata jahat (evil eyes).

Kebanyakan takhayul memang tidak logis. Namun bagi mereka yang mempercayainya, efek sugestifnya luar biasa. Menurut teori psikologi, asal muasal takhayul sebenarnya adalah bagian dari proses conditioning, alias pengkondisian, dengan cara menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Misalnya, jika saat bertanding kita kebetulan memakai kaos kaki oranye, kemudian menang, dan di saat lain kebetulan demikian, maka benak kita membentuk asosiasi. Kaos kaki oranye identik dengan kemenangan, dan kita mengulangnya kembali setiap kali sedang bertanding. Karena sudah terbentuk keyakinan tentang “dahsyatnya si kaos kaki oranye”, kita menjadikannya sebagai ritual wajib yang harus dilakukan. Jika tidak, maka kita jadi cemas, dan mungkin performa kita ikut menurun. Karena ini terbentuk dalam proses asosiasi, maka jika kita ingin menghapus atau mengurangi efek dari takhayul yang mengganggu, caranya adalah dengan membuktikan bahwa apa yang dipercaya orang itu tidak benar. Dan selanjutnya, melalui proses conditioning, bukti itu kita perkuat.

Takhayul tidak selalu harus dianggap negatif. Ia bagian yang alami dalam kehidupan manusia. Bagi seorang penulis, memahami detil-detil kecil dalam kehidupan seperti ini, justru menguntungkan. Sebab ia bisa menjadi sumber inspirasi, penambah detil yang menarik dalam tulisan, dan bisa membuat tulisan jadi nyambung dengan sisi emosional dalam diri pembaca. Kita bisa menggunakan beberapa ide takhayul sebagai pemancing cerita (Writing Prompts). Misalnya, di bawah ini contoh potensi konflik yang dibangun dari takhayul tentang burung gagak. Di mana orang percaya bahwa gagak adalah pembawa kabar sial. Sedangkan di sini lain, membunuh gagak juga dipercaya bisa membawa sial bagi pelakunya:

———————-
Armando menatap sepasang burung gagak yang bertengger di pohon depan rumah. Sejak semalam, suara gagak itu sudah terdengar, dan semakin mengganggu. 
“Bunuh mereka. Burung hitam sialan itu.” 
Armando menoleh ke arah sumber suara itu. Ayah mertuanya membetulkan sedikit posisi kacamata bacanya. Kemudian, ia kembali menelusuri barisan kalimat di buku ensiklopedi. Tak dipedulikannya Maria, istri Armando, menatap dengan cemas sembari meraba perutnya. 

———————

Apa saja takhayul yang ada di sekitar Anda?

Cobalah olah menjadi bagian dalam naskah cerita yang sedang ditulis 🙂