Hologram

Posted on Februari 16, 2015

2


holographicuniversemon811“Kita sebenarnya hanya bayangan, tidak nyata” – Ini topik yang beberapa kali muncul dalam diskusi tentang eksistensi manusia dengan beberapa orang. Kalau dalam dunia fisika, ini yang disebut dengan konsep Holographic Universe. Yakni bahwa semesta pada dasarnya adalah data dua dimensi yang terpantulkan dalam bentuk tiga dimensi, seperti Hologram.

Teori ini berawal dari soal Black Hole. Black Hole berasal dari bintang mati yang kolaps di semesta, dan memiliki daya gravitasi sangat tinggi. Kita bisa membayangkan prinsip kerjanya dengan cara menjatuhkan bola yang berat ke atas jaring yang licin, maka jaring itu akan melengkung ke bawah, dan membuat segala sesuatu yang berada di seputar jaringnya terjatuh ke dalamnya. Demikianlah Black Hole. Segala benda yang melintas di dekatnya, akan jatuh, terhisap, dan musnah. Termasuk cahaya, dan tentu saja termasuk segala informasi.

Iron-Man-Movie-Prologue-Hologram-1Namun, prinsip ini bertentangan dengan hukum lainnya yang mengatakan bahwa informasi tidak mungkin hilang. Menurut teori First Laws, semua informasi bersifat kekal. Jadi apapun yang jatuh ke dalam Black Hole mungkin saja tidak lenyap, melainkan tersimpan dalam bentuk data yang tercatat di permukaannya, yang suatu saat bisa diproyeksikan kembali. Jadi bayangkan ada permukaan datar dengan data berupa gambar apel, kemudian disorot dengan cahaya/laser, maka apel itu bisa muncul dalam bentuk tiga dimensi. Kalau kualitas data dan proyektornya luar biasa, maka bentuk tiga dimensi itu bisa semakin detil dan semakin nyata. Termasuk urat-urat, kulit, daging buah, rasa, dan kandungan air dalam apel tersebut.

Nah, kalau benar bahwa semesta hanyalah pantulan dari catatan kode (Hologram), maka ia memungkinkan hal-hal yang selama ini sering dibahas dalam agama, berupa kelahiran, kematian, ruh yang tak musnah, dan kebangkitan kembali, menjadi masuk akal. Sebab sebuah Hologram bisa ditimbulkan, dimatikan, atau dihidupkan kembali selama unsur pendukungnya ada, minimal berupa ruang, data, dan proyektor.

Dalam term agama Islam, kita mengenal istilah Fana, artinya tidak kekal. Kemudian ada istilah Kiamat, yakni musnahnya semesta. Kita juga mengenal istilah Ruh yang tetap hidup di langit sekalipun jasad sudah tidak ada. Catatan hidup yang juga tetap ada di “langit”, tidak hilang meskipun yang bersangkutan sudah meninggal. Kita juga mengenal istilah Kebangkitan Kembali  (yakni Yaumul Mahsyar dan Yaumuddin/Masa Pengadilan).

eminemhologramJadi kita bisa gambarkan bahwa ruh, takdir, dan segala catatan hidup tersimpan dalam sebuah lembaran Kitab Besar nun jauh di sana, di luar semesta, yang selama ini kita kenal dengan istilah Lauhul Mahfudz.

Nanti pada saat Kebangkitan, ruh kita diproyeksikan kembali untuk hidup, menerima catatan/recording semua informasi tentang hidup kita di dunia, dan nanti masing-masing dimasukkan dalam proyeksi alam lain berupa surga atau neraka. Semesta yang kita kenal sebelumnya, sudah tergantikan dengan “semesta” lain. Yang menurut kitab-kitab suci, ia dibuat kekal, tidak lagi fana seperti sebelumnya. Artinya, proyeksi semesta yang baru itu disetting untuk tidak pernah mengalami kolaps.

Anyway, ini sekedar berbagi hasil penafsiran. Sampai saat ini, perdebatan tentang teori Hologram masih terus berjalan, dan semakin menarik. Bagi yang tertarik, bisa melihat video salah satu kuliah dari Professor Leonard Susskind, yang menjelaskan ide tentang Semesta sebagai Hologram.

Posted in: Research