Jason Mecier terkenal sebagai pelukis mosaik yang menggunakan beberapa medium yang tidak lazim, seperti pasta, sereal, permen, limbah, koran, uang, kaleng, dan sebagainya. Mecier juga melukis wajah sejumlah artis dengan medium pil; diantaranya Amy Winehouse, Michael Jackson, dan yang terbaru adalah Whitney Houston. Ketiganya mencuatkan ironi yang sangat kuat. Kemasyhuran, keindahan, senyum, dan kesuksesan karir yang semuanya dibayar mahal dengan kematian melalui overdosis obat terlarang.
Ada benarnya pepatah yang mengatakan, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Banyak orang mendambakan kemasyhuran, memuja seseorang, menjadikannya idola, hingga mengikuti gaya hidupnya sedemikian rupa. Tak terhitung betapa banyak orang, terutama remaja, yang bertumbangan karena itu: menjadi aneroksia, melakukan operasi plastik, menjadi pecandu narkotik, mengikuti gaya hidup wah tanpa memperhitungkan kemampuan diri.
Sebaliknya, tak sedikit yang mengeksploitasi sosok sang bintang. Seorang Whitney Houston tidak serta-merta menjadi pecandu obat dan alkohol tanpa penyebab. Ia yang lahir dari lingkungan keras, dimana perempuan menjadi sasaran eksploitasi bahkan sejak awal mulai mekar. Ia yang terlahir dari ras yang mengalami sejarah gelap di negara yang mendewakan hak asasi manusia, melangkahkan kaki ke dunia hiburan yang gemerlap namun ternyata kelam. Ia yang berusaha menjadi sosok panutan yang diharapkan banyak orang, namun dalam waktu yang sama juga dikelilingi burung-burung nasar yang mematuk setiap gemerincing dollar dari keringatnya. Ia yang sama seperti banyak perempuan lain: mendambakan cinta, namun tak sepenuhnya menjadi kenyataan.
Whitney adalah wajah dari 600 milyar dollar yang harus dibayar oleh Amerika Serikat dalam kasus penyalahgunaan obat terlarang dan kecanduan alkohol. Setiap tahunnya, sekitar 181 milyar dollar habis untuk kasus obat terlarang, 193 milyar dollar untuk tembakau, dan 235 milyar dollar untuk kasus minuman keras atau alkohol. Itu belum termasuk kerugian yang lain berupa keluarga yang pecah, orang yang kehilangan pekerjaan, kerusakan jaringan otak, kecelakaan, perang, prostitusi, anak-anak yang dipaksa berjualan narkotik di tempat kumuh dan berbahaya.
Whitney juga wajah dari kenyataan betapa tak mudahnya mengurai benang kusut dari perdagangan narkoba serta kecanduan. Bahwa untuk menyembuhkan seseorang dari ketergantungan obat tidak hanya membutuhkan niat keras dari dalam diri namun juga terapi berkelanjutan. Bahwa untuk menyelamatkan satu orang saja dibutuhkan kerjasama banyak pihak: politisi, dokter, dunia farmasi, keluarga, lingkungan. Bahwa terkadang tak cukup hanya menyerukan tekad memberantas narkoba jika dalam elemen-elemennya ternyata banyak yang korup serta loba.
Ia mengingatkan betapa bisa sangat paradoksnya sebuah kenyataan bernama dunia.
*******
picture from: http://www.huffingtonpost.co.uk/2012/03/02/whitney-houston-pill-portrait_n_1315635.html
Posted on Maret 2, 2012
0