Awal Kisah Musim Gugur Terakhir di Manhattan

Posted on Juni 13, 2011

7


Ada teman yang bertanya tentang bagaimana awal mula ide novel Musim Gugur Terakhir di Manhattan (MGTM) ditemukan.

Sebenarnya, ide itu awalnya adalah tentang seorang perempuan Italia yang terbunuh oleh kelompok Ku Klux Klan (KKK). Namanya begitu lekat di benak saya sehingga saya memutuskan untuk menyimpannya dalam file. Suatu saat, saya berharap bisa menulis tentangnya.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. Saat diminta mengumpulkan tugas sebagai follow up pelatihan penulisan novel yang diselenggarakan oleh FLP AC, saya menggunakan nama orang itu sebagai nama tokohnya. Hanya saja, kali ini nama itu untuk tokoh laki-laki dan kisahnya bukan tentang kebrutalan Ku Klux Klan. Saya memilih ide cerita tentang cross-cultural marriage atau pernikahan lintas bangsa.

Sejak menikah dengan suami yang berkewarganegaraan Amerika, kadang saya menerima email dari beberapa orang yang bertanya tentang seluk-beluk pernikahan lintas bangsa. Dan tiga masalah utama yang kerap saya lihat pada mereka adalah: 1) mereka tidak banyak membaca tentang peraturan imigrasi dan peraturan lain yang terkait dengan masalah nikah lintas bangsa, 2) mereka kurang memahami konteks budaya asal si calon suami/calon istri, 3) banyak yang hanya bermodal nekat (nah lho.. hehehe…). Makanya saya sisipkan sedikit informasi tentang perbedaan konteks budaya dalam novel ini.

Mengapa memilih setting budaya Italia? Karena saya cukup familiar dengan kelompok imigran ini. Imigran asal Italia cukup dominan di sini. Tidak jauh dari rumah ada gedung Italian-American Cultural Center. Tetangga banyak yang berdarah Italia. Bisnis restoran, groceri, dan lain-lain banyak dimiliki oleh orang Italia. Politisi lokal pun banyak yang berdarah Italia. Dan yang seru, saya bertetangga dengan salah satu keluarga mafioso yang paling ditakuti di Detroit.

Tidak akan ada yang menyangka bahwa di tempat setenang dan seteduh ini justru ditinggali oleh mereka. Tetapi demikianlah. Mereka nyaris tidak pernah keluar rumah. Kalaupun keluar, biasanya langsung masuk mobil dengan cepat dan pergi. Saya hanya tahu wajah dan sejarah keluarga mereka dari internet. Sekali saya memergoki salah satu dari mereka, yang kira-kira berusia 48-50 tahun. Masih gagah dan atletis, berambut hitam tebal sedikit berombak, dengan sepasang mata yang dinaungi alis tebal, hitam dan bersorot tajam.

Orang yang tidak kenal siapa dia, pasti mengira dia orang biasa, karena penampilannya normal. Bahkan mobilnya pun terkesan tua dan biasa-biasa saja.  Dia tidak memakai limousine atau berpenampilan parlente seperti yang sering digambarkan di film. Namun dari riset saya tahu jaringan bisnisnya cukup besar dan menggurita. Dan setelah saya tahu siapa mereka, saya stop menaruh brosur produk kecantikan di teras rumah itu. Merinding juga saya, hehehe…

Nanti setelah teman-teman baca novel saya, pasti segera tahu bahwa salah satu karakter tokohnya saya ambil dari sosok kerabat mafioso tersebut 🙂

Itu sedikit kisah awal perjalanan penulisan novel ini.

picture is taken from: http://facts-about-italy.blogspot.com/2008/02/italian-men-are-most-romantic.html