
Siapa yang lagi menulis novel roman bulan Desember ini?
Kayaknya banyak, hehehe… berhubung Desember termasuk bulan yang romantis, dan cocok banget untuk setting novel. Di negara tropis, ini saat hujan sering datang. Di negara empat musim, ini saat di mana salju sedang bagus-bagusnya. Garis bawahi: sedang bagus-bagusnya. Nanti bulan Februari, salju lagi parah-parahnya, sampai purnama di bulan itu dinamai “Hunger Moon”.
Selagi mencari tema tulisan untuk bulan Desember, mata saya tertumbuk pada istilah May-December Romance yang nongol di Google. Ternyata, ini adalah salah satu tema dalam novel roman, yang berpusat pada isu cinta beda usia (age-gap relationships). Yah, semacam kisah cinta Ashton Kutcher dengan Demi Moore dulu, Nick Jonas dan Priyanka Chopra, Trump dan Melania, presiden Macron dan Brigitte, Charles dan Diana, Margaret dan Peter Townsend, sugar daddy/sugar mommy dengan para gula-gulanya, para dewa/dewi dengan manusia yang diincarnya, guru dan murid, pernikahan dini, dan sejenisnya. Tema roman paranormal atau supernatural (seperti vampir) juga bisa masuk, karena tokoh non-manusia biasanya digambarkan sebagai makhluk berusia ratusan atau ribuan tahun, yang terlibat cinta dengan manusia biasa.
Istilah May-December Romance ini merujuk pada musim. Mei adalah musim semi, di mana tumbuhan bertunas kembali setelah tidur cukup panjang. Sedangkan Desember adalah musim dingin, penghujung dari siklus empat musim. Keduanya digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan percintaan yang diwarnai oleh perbedaan usia.
Motif orang menjalani cinta beda usia, bermacam-macam. Ada yang mencari sosok Ayah atau Ibu dalam diri pasangannya. Ada yang didorong motif ekonomi, dan mencari pasangan yang jauh lebih tua serta mapan dari segi finansial. Ada yang karena mencari rasa nyaman dan aman, tanpa gangguan cemburu yang berlebihan, yang biasanya mampu disediakan oleh pasangan yang lebih tua.
Dari segi hubungan interpersonal, pasangan yang berbeda usia cukup jauh, sebenarnya banyak yang sukses menjalaninya. Hampir tidak ada bedanya antara mereka yang memiliki pasangan berusia setara, ataupun yang lebih muda atau tua. Banyak yang bahagia, loh. Bahkan 39% lelaki muda sekarang menjalin komitmen dengan perempuan yang usianya 10 tahun lebih tua dari mereka.
Problem biasanya muncul di seputar persepsi tentang pernikahan beda usia. Sebagian menganggap tema ini agak tabu untuk dibicarakan, terutama kalau usia pasangannya terlalu belia. Ada beberapa novel yang menggambarkan kisah cinta antara tokoh berusia di bawah 18 tahun dengan tokoh berusia 30-an ke atas. Ini aroma tabunya kental. Prejudice masyarakat tinggi. Ingat dengan novel Lolita, bukan? Novel karya Vladimir Nabokov yang menggambarkan kisah cinta antara perempuan usia 12 tahun dengan lelaki paruh baya. Kalau di hukum Barat, ini bisa dikenai tuduhan pedofilia. Bahkan di Asia maupun Afrika yang relatif masih sering mengamini praktik pernikahan dini, ini juga masih bisa bikin orang kasak-kusuk. Jadi bagi yang ingin menulis tentang tema ini, please, make sure bahwa usia sang tokoh minimal sudah mencapai 18 tahun.
Apa ide yang bisa ditulis untuk novel, sehubungan dengan soal beda usia ini?
Banyak, dan tak harus terpaku pada pro-kontra kawin beda usia atau cerita sedih tentang pernikahan dini. Kita bisa menggunakan informasi dari survey, untuk menggali ide cerita. Misalnya hasil survey Match.com yang menyebut tentang “George Clooney Effect”, di mana 87% laki-laki jaman sekarang lebih suka dengan pasangan perempuan yang pintar cari uang, bahkan lebih pintar dari mereka. Tampil macho dan lebih segala-galanya? Wah, itu ide yang mulai usang.
Tema gold digger atau sugar baby termasuk populer untuk novel roman. Misalnya tokoh A sudah capek kerja terus dengan hasil pas-pasan, lalu dia bergabung dengan situs perjodohan para billionaire, untuk mencari pasangan yang kaya. Di situ dia kemudian bertemu dengan tokoh B, seorang pangeran setengah baya yang kesepian dan tidak tahu apa-apa tentang cinta. Mangsa empuk bagi para gold digger.

Ingin menulis roman dengan tema paranormal? Ala Dracula, misalnya? Bisa banget, dan itu lumayan digemari di sini. Di Indonesia sepertinya masih jarang. Di Netflix, salah satu serial vampir yang saya sukai adalah The Originals. Aduh, itu para vampir berusia ratusan tahun memang ganteng banget, terutama Niklaus Mikaelson (atau Klaus). Jutek, sarkastik, arogan, powerful, tapi pintar bukan main dan hatinya selalu melembut terhadap orang-orang yang dicintainya, bahkan rela mengorbankan apapun (termasuk dirinya sendiri) demi mereka.
Bikin roman tema beda usia berlatar belakang thriller? Bisa. Misalnya tokoh A adalah sniper yang ditugasi untuk membunuh B, lawan politik bosnya. Namun usahanya terhambat karena dihalangi oleh ayah si B, yang kebetulan mantan sniper di organisasi yang sama. Saking seringnya terlibat baku hantam, lama-kelamaan A dan B justru jatuh cinta.
Yang perlu diingat, kematangan emosi dan kebutuhan tiap individu akan berkembang sesuai dengan tahapan umurnya. Orang di usia 20-an, kebutuhannya berbeda dengan orang di usia 30-an atau 40-an. Sisi psikologis ini perlu diperhatikan agar jalinan cerita atau konflik yang kita buat bisa masuk akal. Latar belakang setiap tokoh juga perlu digali, terutama tentang bagaimana mereka dulu dibesarkan, value atau nilai hidup yang dianut, pengalaman traumatis, pengalaman mereka tentang cinta, dan sebagainya.
Selamat bereksperimen dengan tema May-December!
Safrina Dewi
Desember 28, 2020
Asalkan keduanya cukup confidence, tidak mempermasalahkan gap yg – biasanya – mempengaruhi kondisi fisik š
Artha Julie Nava
Desember 28, 2020
Agree. Biasanya nanti yang jadi kendala adalah fisik. So far beberapa kenalanku yang nikah dengan pasangan yang beda usia cukup jauh, merasa hepi dengan pernikahannya. Kecuali kadang mereka merasa keinginannya untuk lebih sering intim, sedikit terkendala karena energi pasangannya berkurang.