Apa yang Akan Kamu Lakukan Jika Mendapat Bisikan?

Posted on Maret 29, 2023

0


Pagi ini saya membaca salah satu artikel di Kompas online. Isinya tentang pulau Jawa yang semakin rusak dan mengapa demikian.

Singkatnya, Sunan Kalijaga membisikkan pada Pangeran Diponegoro mengenai kehancuran pulau Jawa, yang ditandai dengan runtuhnya dua kerajaan besar (Keraton Solo dan Keraton Jogjakarta). Keruntuhan itu, menurut sang pangeran, dimulai dari masuknya dua orang diktator Eropa (Daendels dan Raffles) yang membawa modernisasi ke tanah Jawa. Keduanya memperkenalkan modernisasi dan reformasi melalui infrastruktur, militer, dan penguasaan sumber daya ekonomi.

Kedua keraton tersebut runtuh wibawanya setelah kekuatan militernya dicopot dan sumber kekayaan finansialnya dijarah oleh kedua pihak asing tersebut. Di ujung tulisannya, ada kesimpulan bahwa dua orang tersebut itulah yang juga menanamkan bibit mental Orde Baru, dan pemerintahan era Jokowi justru makin memperparah kerusakan Jawa dengan program pembangunan jalan tol di sepanjang kawasan Pantura.

Tadinya saya berharap akan mendapatkan ulasan yang lebih banyak bertumpu pada sains atau apalah, gitu. Karena memang saya concern juga sih melihat Indonesia (terutama pulau Jawa) yang keseimbangan ekosistemnya makin menurun. Namun yang saya dapatkan adalah cerita bertema metafisik, tentang bisikan yang diterima oleh Pangeran Diponegoro dari dialognya dengan ruh Sunan Kalijaga.

Bicara soal dampak infrastruktur jalan layang atau aneka modernisasi lainnya, sebenarnya tidak hanya di Jawa. Detroit, kota di AS, juga salah satu yang mengalami imbas dari pembangunan jalan layang. Mulai dari rumah sampai dengan ekonomi. Karena kemudahan infrastruktur, ditambah lagi dengan aneka kasus sosial, perusahaan-perusahaan otomotif mengalihkan pabrik dan kantor mereka ke kawasan suburban. Pabrik dan kantor lama ditinggalkan. Akibatnya, lapangan pekerjaan menurun drastis. Orang pindah ke kawasan suburban. Rumah ditelantarkan. Pemasukan dari pajak kota menurun. Keputusasaan merajalela. Kekerasan timbul. Kemiskinan timbul. Hingga akhirnya, kota yang dulu sempat dijuluki Parisnya Amerika saking cantiknya, berubah wajah menjadi kota yang biasa saja. Malah banyak dikelilingi oleh reruntuhan rumah kosong.

Di mana-mana demikian. Infrastruktur akan selalu membawa dua dampak, yang positif atau negatif. Kalau pembangunannya tidak disertai dengan kajian yang mendalam dan mengikutsertakan pelaku ekonomi lokal dalam pertimbangannya, sudah pasti dampak negatifnya lebih terasa oleh yang lokal. Sedangkan jika pembangunannya dilakukan dengan pertimbangan yang matang, maka efek positifnya akan lebih besar.

Jadi intinya, ini adalah hal yang sebenarnya preventable. Bisa diantisipasi. Ada atau enggak bisikan dari masa lalu, ada atau enggak ramalan dari para cenayang, modernisasi akan bawa dampak. Tapi sekaligus dampaknya juga bisa diminimalisir, kalau mau belajar dari pengalaman.

Problemnya kan, kalau orang udah ngomongin metafisik, itu seolah-olah sesuatu yang nggak bisa diubah. Kayak nggak bisa diapa-apain lagi. Lalu menuding segala biang kerusakan sekarang ini adalah akibat masa lalu.

Jawa rusak karena dua jendral Eropa itu? Come on. Okelah, mereka emang yang pertama kali memperkenalkan modernisasi ke Jawa. Tapi menurut saya, mau dua jendral itu datang atau enggak, modernisasi tetap akan melanda Jawa, kok. Itu konsekuensi perubahan jaman. Jawa tidak akan lantas gemilang seandainya dua jendral tadi tidak nongol. No, Jawa akan tetap ringsek seperti sekarang, with or without Daendels and Raffles, karena orang-orangnya sendiri yang tidak bisa mengantisipasi dan tidak bisa cepat belajar dari pengalaman.

Memiliki kemampuan di sisi spiritual atau metafisik itu istimewa. Apalagi yang bisa mendapat bisikan atau berdialog dengan ruh dari masa lalu. Kalau dalam term modern, itu bisa disamakan dengan ilham atau visi. Orang yang visioner, akan bisa memandang jauh ke depan dengan ilham yang diterimanya, dan kalau mau belajar, pasti bisa mengantisipasi atau menemukan jalan keluar dari problem yang mungkin muncul.

Nah, antisipasi ini yang jarang saya lihat dipraktikkan orang yang dianugerahi kemampuan semacam ini. Cara pandang mereka hanya sebatas “Oh, aku dapat bisikan tentang kejadian di masa depan… aku berdialog dengan ruh ini dan itu… aku bertemu dengan makhluk ini itu…” – udah, gitu aja. Lantas dilanjutkan dengan kebanggaan karena kemampuannya. Ya, bangga doang. Belajar mengantisipasi? Kagak.

Sepanjang pengalaman saya berinteraksi dengan kalangan praktisi spiritual dan metafisik (terutama guru spiritual), saya melihat sebagian besar bisikan bertema prediksi masa depan itu sebenarnya preventable. Artinya, masih masuk kategori bisa dicegah atau dikurangi efek negatifnya. Ia bisa berubah, tertunda, atau bahkan batal terjadi, tergantung dari apa yang kita lakukan setelah mendapat bisikan atau visi tersebut.

Sebagian besar bisikan dari dunia sebelah itu juga sifatnya warning. Jadi kalau A misalnya, mendapat bisikan tentang musibah yang akan terjadi jika dia memilih menikahi si B . Itu adalah peringatan soal konsekuensi di masa depan, yang terwujud atau tidaknya, tergantung dari pilihan si A sendiri. Kalau dia terus melanjutkan niatnya dengan menikahi B, maka dia akan dapat musibah. Kalau dia memilih membatalkan, maka dengan sendirinya konsekuensi tersebut juga batal, nggak akan terjadi.

Termasuk untuk soal bisikan mengenai kerusakan pulau Jawa. Ini hal yang bisa banget kok, diantisipasi. Jumlah orang Indonesia yang kuliah di luar negeri sudah banyak, baik dengan beasiswa atau biaya sendiri. Di Belanda, Amerika, Inggris, dan sebagainya yang terkenal dengan kualitas infrastrukturnya. Mereka adalah SDM berkualitas. Akses ke dunia pengetahuan terbuka lebar. Tanpa ada bisikan gaib pun, kita tahu kok, bahwa pembangunan infrastruktur yang tidak dipikirkan mendalam, hasilnya pasti akan merusak lingkungan dan manusianya.

Itu kalau mau mikir tentang antisipasinya loh, ya. Kalau enggak, ya wassalam. Zonk, lah. Terjadilah yang buruk-buruk itu.

Sekarang, seandainya Anda adalah presiden, lalu dapat bisikan dari dunia gaib bahwa Pulau Jawa akan patah jadi dua dalam waktu dekat. Kira-kira, apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya dan menyelamatkan masyarakat?

Ditandai: , ,