Tentang Trailer Film Itu

Posted on September 14, 2012

4


Dua hari lalu saya Whatsapp seorang teman.

Saya  : “Udah baca berita kerusuhan di Libya?”

Dia      : “Belum. Kerusuhan apa?”

Saya   :”Yang itu, kedubes AS ada yang tewas kena serangan pada demonstran….. Aku udah lihat di Youtube. Stupid movie.”

Dia     : “Hah, itu film tentang apaan? Kok sampai gitu? Wah, bisa perang kalo yang mati dubes.”

Saya  : “Biasa, film buatan orang-orang anti agama. Jelek, kok. Kayak gitu kok bisa habis 5 juta dollar budgetnya.”

………

Seperti halnya saya, hampir tidak ada yang tahu di sini tentang film yang menghebohkan itu. Sewaktu berita kerusuhan di kedubes AS di Libya meledak, saya penasaran: Filmnya kayak apa sih? Kok nggak pernah dengar?. Lalu saya mencari info di Youtube dengan mengetikkan kata kunci “movie about Muhammad.” Dan, muncullah trailer tersebut dengan judul “Muhammad Movie Trailer.”

Saya menonton trailer tersebut, dan langsung mengerutkan kening. Ini film yang sama sekali tidak memiliki unsur estetika, hiburan, atau pesan. Aktor-aktornya amatiran, tidak ada yang dikenal, dan aktingnya ancur abis. Latar belakang berupa gurun adalah tempelan, dan aktor-aktornya berjalan di atas pasir seperti melayang, tidak menjejak tanah. Kalimat-kalimatnya rasis, dengan ekspresi para tokohnya yang terlihat bloon.Setelah saya cari informasi lebih lanjut, film itu tidak laku sama sekali, padahal sudah dibela-belain promosi jual karcis dari masjid ke masjid, dan pakai cewek cantik. Yang datang menonton hanya 10 orang.

Tidak jelas juga film ini bergenre apa. Mau dibilang komedi, sama sekali nggak lucu. Artistik? Wah, saya mending nonton film Pocong daripada nonton film ini. Budgetnya 5 juta dollar? Astagaaa…, kayaknya cuma modal video rekaman, deh.

Kalau Anda melihat lebih jelas, akan tampak sekali bahwa kalimat-kalimat dalam film itu banyak yang di-dubbing, diganti dengan kalimat buruk tentang Islam. Bahkan para aktornya mengaku bahwa apa yang ada di trailer itu sama sekali berbeda dengan naskah yang mereka mainkan semula. Tokoh Muhammad, dalam naskah, sebetulnya bernama Master George. Tidak ada satu pun kalimat yang berbunyi “Muhammad”, “Islam”, atau “Teroris” dalam naskah yang mereka baca. Naskah awal berjudul “Dessert Warriors” dengan background kultur Mesir. Namun hasil akhirnya berubah menjadi film berjudul “The Innocence of Muslims” dengan tema pelecehan Nabi Muhammad. Jadi jelas, para kru filmnya pun tertipu mentah-mentah.

Kok bisa film ecek-ecek seperti ini menjadi penyebab kerusuhan ?

Sebab, judul film itu diterjemahkan oleh pemostingnya (si Sam Bacile, sang sutradara) dalam bahasa Arab yang artinya “Major Scandal Islam.”

Bayangkan jika Anda seorang muslim, terutama dari kawasan Timur Tengah, membaca judul itu dan meng-klik trailernya yang penuh dengan caci-maki dan gambaran buruk tentang Nabi Muhammad. Anda pasti akan naik darah. Itu sangat bisa dimaklumi. Saya bisa paham kalau kemudian massa menjadi marah dan nglurug Kedutaan AS.

Tetapi mengapa kerusuhan itu meledak tepat pada tanggal 11 September? Apakah itu kebetulan?

Mungkin saja. Tapi bagi saya, tidak ada yang namanya kebetulan, terutama jika berkaitan dengan politik. Sebelum tahun 2001, 11 September sama netralnya dengan tanggal-tanggal yang lain. Namun setelah peristiwa 9/11, tanggal itu tidak lagi netral. Tanggal itu sudah menyimpan makna, peringatan, dan kaitan dengan unsur “al Qaeda, Muslim, terrorist” dan unsur lain yang semakna dengan itu. Apalagi saat ini menjelang pemilihan presiden baru di AS.

Apa benar sutradaranya itu orang Yahudi?

Tidak benar. Sam Bacile, nama sutradara film itu, memang mengaku sebagai orang Yahudi kelahiran Israel. Tapi nama itu palsu. Nama asli Sam Bacile adalah Nakoula Basseley Nakoula. Keturunan Mesir. Fasih berbahasa Arab tentunya. Sering menggunakan identitas palsu (mulai dari Mansour Barsoum, Robert Bacily, Ahmad Hamdy, dan Sam Bacile).

Nikoula menyimpan rentetan riwayat kriminal, mulai dari obat-obatan terlarang, menjebol bank dengan cek palsu, membuat banyak rekening dengan identitas curian, hingga indikasi terlibat dalam penyaluran drug money yang terkait dengan organisasi Hezbollah.

Sam Bacile bukan orang baik-baik, itu sudah jelas. Identitasnya yang berganti-ganti, riwayat kejahatannya, serta pola geraknya, sudah menunjukkan bahwa orang ini bukan sekedar menerapkan free speech ala Amerika dengan membuat film seperti itu. Dalam pandangan saya, dia memang terkait erat dengan kerusuhan tersebut. Dia tidak innocent, dia tahu betul apa yang dia lakukan. Kalau dalam bahasa sehari-hari, dia adalah provokator. Orang licik bermental ayam sayur yang lari sembunyi begitu filmnya menuai korban.

Dia beralasan, sudah capek melihat kaum ekstremis muslim saling membunuh, maka dia membuat film itu dan mempromosikannya dari masjid ke masjid. Dengan harapan agar kaum muslim garis keras terpancing dan keluar dari agamanya. Namun ternyata usaha Bacile tidak digubris di sini. Buktinya, hanya 10 orang yang datang menonton.

Namun sekarang usahanya sudah membuahkan hasil, begitu dia upload trailer tersebut pada tanggal 2 Juli 2012 di Youtube, dengan disertai terjemahan judul berbahasa Arab. Hasilnya sungguh di luar dugaan, karena yang tewas adalah Dubes AS. Dan sekarang kerusuhan itu merembet ke mana-mana.

Apa yang harus kita lakukan?

Saya pribadi, memilih untuk tidak terpancing ikut marah dan terlibat kerusuhan. It’s not worth at all, membuang energi hanya karena sebuah film murahan yang dibuat oleh orang yang tidak jelas latar belakangnya. Ini bukan tentang free speech atau tentang penghinaan. Ini adalah tentang seorang “Idiot” yang berhasil memancing kemarahan massa dengan mengutak-atik hal sensitif dalam filmnya. Dan besar kemungkinan, sang “Idiot” ini hendak memastikan setiap muslim mendapat cap negatif seperti yang dia inginkan, dan mungkin juga dia berharap bakal terjadi perang besar lagi di kawasan Arab. Jadi untuk apa memberinya kesempatan mewujudkan mimpinya?

******