Meminimalisir Godaan pada Waktu

Posted on Februari 5, 2012

6


Baru saja saya membaca sebuah tulisan, lagi-lagi yang berhubungan dengan waktu. Di tulisan itu disebutkan, sebenarnya semakin lama waktu yang tersedia bagi kita semakin leluasa.

Kita tidak perlu lagi mencuci baju dengan cara kuno; mengumpulkan buah klerak, merendam, dan mencuci baju dengan tangan di papan penggilasan. Memasak bisa lebih cepat dengan menggunakan kompor listrik atau gas, tidak lagi harus memotong kayu bakar dan menghidupkan bara api di tungku. Untuk mendapatkan beras, tidak lagi harus mengambil gabah dulu di lumbung kemudian menumbuknya di lesung seperti jaman nenek kita dulu.

Bagi yang tinggal di luar negeri, mesin cuci piring, mesin cuci baju, vacuum cleaner, setrika listrik, semuanya makin memudahkan urusan rumahtangga. Pembagian kerja di rumah tidak melulu di tangan istri. Banyak suami yang tidak lagi gengsi turun tangan membantu istri mengerjakan sebagian pekerjaan rumahtangga. Penggunaan waktu makin efisien, dan seharusnya bisa tersedia lebih banyak waktu selain untuk urusan kerja.

Namun ternyata, kita masih sering keteteran dengan urusan waktu. Masih banyak kita dengar (baik dari orang lain maupun dari kita sendiri), “aduuh… saya tidak ada waktu. Sudah kecapekan ngurus rumah dan kerja. Tidak sempat untuk membuat ini itu atau berkarya ini itu…” Saking tidak sempatnya, hingga untuk membaca satu halaman buku saja jarang bisa dilakukan.

Lalu bagaimana? Padahal kita hanya punya jatah waktu 24 jam setiap hari. Tidak mungkin kita minta tambahan dari Yang Maha Kuasa menjadi 30 jam sehari, misalnya. Itu tentu tidak adil, karena banyak orang ternyata bisa berkarya lebih di sela-sela kesibukannya. Lalu apa sebenarnya rahasia dari mereka yang sukses menggunakan jatah waktunya?

 Ternyata, salah satu kendala yang tidak kita sadari adalah, kita sering membiarkan banyak hal yang tidak efisien menggerogoti waktu kita. Saat ide berhamburan dari kepala, kita mengerjakannya semua tanpa ada prioritas dan tenggat waktu. Saat banyak waktu luang, kita memilih menghabiskannya dengan bergosip daripada membaca. Saat ada tugas, kita memilih menunda hingga detik terakhir daripada segera menuntaskannya. Saat ada kesempatan baik, kita memilih diam saja daripada mencoba menjajaki kemampuan diri.

Banyak sekali hal-hal serupa seperti contoh tadi yang akhirnya membuat kita kehabisan waktu dengan percuma. Padahal sayang sekali, ide-ide bagus yang seharusnya bisa kita wujudkan akhirnya ikut terbengkalai. Termasuk untuk urusan menulis dan membaca.

Ada beberapa tips yang saya kutip dari buku yang ditulis oleh Victoria Lynn Schimdt yang berjudul “Book in a Month” yang mungkin bermanfaat bagi kita untuk mengeliminir beberapa gangguan dalam waktu kita. Saya tambahkan beberapa contoh yang relevan:

  1. Buatlah komitmen dengan diri sendiri untuk menyediakan waktu menulis dan membaca, dan berusahalah untuk menepatinya. Misal: membuat target untuk membaca barang dua-tiga halaman buku dan menulis satu paragraf (apapun itu) di waktu senggang yang kita miliki.
  2. Mengurangi sedikit demi sedikit hal yang potensial mengganggu komitmen kita. Misal: mengurangi waktu bermain game di komputer, mengurangi waktu ngobrol tidak jelas dengan tetangga.
  3. Berani berkata “tidak” untuk setiap gangguan atau godaan yang muncul. Misal: kita tergoda untuk menunda menulis atau membaca, maka katakan pada diri sendiri, “Saya akan mengerjakannya SAAT INI JUGA.”
  4. Memutuskan untuk tidak mudah termakan dengan pendapat negatif yang sering membuat mental kita down.
  5. Menulis dan membaca hal-hal yang kita minati dan mengurangi hal-hal lain yang tidak perlu, seperti: membaca tabloid gosip, menonton sinetron cengeng, dan sejenisnya.
  6. Tidak perlu merasa harus menjadi SuperWoman. Adakalanya kita perlu mengurangi sedikit standar perfeksionis kita agar bisa menggunakan waktu lebih banyak untuk hal lain. Urusan rumah tangga terutama, akan selalu datang dan datang tanpa henti. Kalau kita tidak memberi jeda, maka waktu kita akan selalu terhisap habis untuk urusan rumah saja.
  7. Mengurangi “excuse” yang kerap membuat kita menunda melakukan komitmen yang sudah kita buat. Gantilah kalimat excuse seperti “Saya pengen menulis sebenarnya, tapi……” dengan kalimat baru: “Saya pengen menulis, dan akan MENULIS HARI INI JUGA.”

*****

pic copied from: http://www.srikumar.com/personality-development/time_management.htm

Ditandai: