Pagi ini saya membaca sebuah quote dari Fran Lebowitz yang berbunyi begini:
Original thought is like original sin: Both happened before you were born to people you could not possibly have met
Quote itu mengingatkan saya pada sebuah pertanyaan (yang entah dilontarkan oleh siapa, saya lupa), yakni: Apakah kalau kita menulis dengan ide yang sama dan sudut pandang sama dengan teman kita, itu bisa dikatakan menjiplak? Padahal sumpah saya nggak sengaja punya ide untuk menulis seperti yang ditulis oleh teman saya itu.
Sebelum menyimpulkan apakah itu termasuk jiplakan atau bukan, ada baiknya kita telusuri dua istilah yang terkait di sini, yakni istilah Orisinil dan Jiplakan.
Ide orisinil, seperti yang tertera dalam quote tersebut, hampir jarang kita temukan. Kebanyakan ide yang ada dalam benak kita juga muncul dalam benak orang lain. Jadi jika kita punya ide untuk menulis tentang sebuah apel yang terbelah empat, besar kemungkinan tetangga, saudara, teman, atau orang lain juga punya pikiran sama untuk menulis tentang itu. Perbedaannya kemudian terletak pada dua hal berikutnya: 1)Siapa yang pertamakali menuliskannya, dan 2)Perbedaan gaya penuturan.
Untuk hal pertama, saya akan mengambil contoh tentang dongeng Cinderella. Jika kita menelusuri sejarah dongeng tersebut, maka kita akan tahu bahwa dongeng Cinderella sudah dikenal oleh manusia jauh sebelum dongeng itu menjadi khasanah dongeng rakyat Perancis atau Italia. Di jaman Yunani Kuno di abad pertama sebelum Masehi, ide tentang sepatu kaca sudah ada dalam versi kisah seekor elang yang membawa terbang sandal cantik milik seorang gadis miskin, dan sandal itu dijatuhkan di pangkuan raja. Raja terpikat oleh keindahan sandal itu dan menyuruh pengawalnya untuk mencari pemilik sandal indah itu dan kemudian mempersuntingnya. Ini salah satu versi yang dipercaya merupakan kisah Cinderella yang orisinil.
Versi lain yang dipercaya sebagai versi asli/orisinil dari kisah Cinderella adalah dongeng tentang Ye Xian, Cinderella versi rakyat Cina yang ditulis pada jaman Dinasti Tang. Ye Xian adalah seorang gadis yang tinggal dengan ibu tiri dan dua saudara tiri yang kerap memperlakukannya dengan kasar. Ikan mas kesayangannya dimakan oleh mereka, dan Ye Xian menyembunyikan tulang-tulang ikan tsb di kamarnya. Kelak ruh ikan ajaib itu membantunya untuk bisa menghadiri pesta kerajaan dimana ruh ikan tsb menyulap sebuah gaun indah dan sepasang sepatu cantik untuk Ye Xian. Dongeng ini diyakini tersebar ke daratan Eropa melalui perantaraan para pengembara dan pedagang yang kemudian menjadi bagian dari kekayaan khasanah folklore Eropa.
Dari contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa siapapun bisa memiliki ide tentang seorang gadis miskin bersepatu cantik yang memikat hati Raja. Sehingga sekalipun dongeng Cinderella diyakini berasal dari masa Dinasti Tang atau Yunani Kuno, kita tidak bisa mengatakan bahwa dongeng Cinderella versi Eropa atau Asia adalah jiplakan karena setiap komunitas memiliki caranya sendiri untuk bercerita tentang sebuah ide yang sama. Itu kita sebut otentik. Cinderella versi kereta buah labu, Cinderella versi bawang merah bawang putih, adalah dongeng otentik milik rakyat Eropa dan Melayu. Demikian pula Cinderella versi film ratapan anak tiri bersepatu kaca misalnya, adalah juga karya otentik si pembuat naskah cerita. Kita tidak bisa mengatakan bahwa penulis skenario film ratapan anak tiri itu menjiplak dongeng Cinderella, karena ide tentang sosok Cinderella bisa dimiliki oleh siapapun. Dia hanya mengubah ide awal itu dalam kisah yang berbeda.
Keotentikan karya ini yang membedakan antara karya asli dengan karya jiplakan atau plagiat. Kita bisa mengatakan sebuah karya adalah plagiat jika kita menemukan sebagian atau satu paragraf yang sama persis dengan yang sudah ditulis oleh orang lain. Semisal si penulis skenario ratapan anak tiri itu menuliskan bagian2 yang sama persis dengan yang ditulis oleh penulis skenario lain, maka boleh kita menduga bahwa itu jiplakan, karena hampir tidak mungkin ada dua orang yang bisa menulis sama persis hingga titik komanya kecuali salah satunya mencontek karya yang lain.
Dengan demikian, kita bisa mengambil kesimpulan untuk pertanyaan di atas; bahwa tidak apa-apa jika kita kebetulan menuliskan ide yang sama dengan teman kita pada saat bersamaan, bahkan dengan sudut pandang sama sekalipun; selama cara kita menuturkan ide itu khas gaya tulisan kita.
sumber foto: http://www.highsnobiety.com/news/2009/07/10/original-fake-fallwinter-2009-collection-graphics/
IndahJuli
Mei 24, 2011
Postingan menarik, dan baru tahu tentang cerita cinderella versi yunani dan china.
Thanks untuk infonya.
Oh ya, salam kenal dari saya ngekliknya dari grup menulis di facebook 🙂
Julie Nava
Mei 24, 2011
Salam kenal juga, mbak Indah Juli 🙂
santi d
Juni 6, 2011
Ah ya, we can even feel if what we write is original or not. Gw paling empet kalau gw menulis2, terus pas gw baca ulang … grrr kagak original, ketebak .. I hate it .. and with no doubt delete everything at once.
Julie Nava
Juni 6, 2011
Kecuali untuk kalimat-kalimat yang sudah masuk kategori cliche, itu bisa dimaklumi. Tadi pagi aku browsing tema ncliche -non cliche dan nemu artikel tentang sebuah koran yang melarang wartawannya menggunakan sejumlah kata tertentu karena dinilai sudah over-used, dan cliche.