Hujan adalah sesuatu yang paling kusukai dari musim. Tetesan-tetesannya yang jatuh menimpa genting, menimpa rumput dan pepohonan, rumah, jalanan, tanah kering, dan rasanya yang dingin sejuk di kulit.
Dulu bersama dengan sahabatku, Nana namanya, kami biasa menandai pergantian musim dari kemarau ke musim hujan dengan cara melihat kelopak-kelopak bunga pohon flamboyan. Jika flamboyan tersebut mulai dirimbuni kelopak-kelopak bunga yang merah jingga menyala, biasanya tidak lama lagi musim hujan akan tiba. Sedangkan jika tonggeret (sejenis serangga yang tinggal di pepohonan) yang semakin rajin bernyanyi dengan gesekan sayap-sayapnya, maka tak lama lagi musim hujan akan berakhir dan berganti dengan kemarau.
Di Malang dulu, musim hujan juga menyimpan romantismenya yang tersendiri. Di kawasan Jalan Tugu, Jalan Mojopahit, Jalan Bandung, jalan Jakarta. Pepohonan besar yang rimbun meneduhi jalan, cabang-cabangnya kuat mengembang megah, dengan lumut dan sulur paku-pakuan menjalari tiap cabangnya. Saat hujan, pohon-pohon itu seperti payung raksasa yang melindungi bumi dari gemuruh hujan yang bertubi-tubi. Dan ketika hujan reda, yang tersisa adalah daun-daun basah yang berkilau, dengan tetesan-tetesan air yang bergelantungan di ujung tiap helai daunnya.
Kenangan tentang hujan ini melintas kembali saat aku memutar lagu milik Al Green dan memasang linknya di Facebook. Lagu ini yang biasa kudendangkan pelan-pelan saat menyusuri jalan sendirian selepas hujan. Setiap kali memutar lagu ini, serasa aku dibawa kembali ke dalam kenangan saat itu.
Selagi tengah mendengarkan lagu Al Green yang jadi salah satu soundtrack film The Book of Eli itu, seseorang menyapaku di Facebook, “I can see a black chinese here.”
Aku tersenyum. Julukan Cina berkulit hitam, itu sesuatu yang mendekatkan diriku kepadanya. Dia seorang kulit hitam, dan bagi orang seperti dia, cukup mudah untuk melembutkan hatinya dengan saling melempar julukan seperti itu; dan menerima sebutan “hitam” yang dia lontarkan untukku. Sesuatu yang “hitam” bisa mengikat hati tak kalah kuatnya dengan warna putih yang selalu digunakan orang sebagai simbol ketulusan atau persahabatan. Bukan hanya matahari yang mampu membawa keceriaan dalam jiwa, bahkan mendung tebal kelabu yang pekat menggantung di langit, bisa membawa kenangan manis tentang aroma tanah basah, kulit kayu yang lembab, aspal yang berkilau tertimpa cahaya lampu selepas hujan.
“I like blues song,” ujarku kepadanya. “Aku suka mendengarkannya saat sedang berjalan sendirian di luar rumah sehabis hujan. Aku suka hujan, dan suka dengan lagu ini yang dinyanyikan Al Green.”
“Aku suka mendengarkannya sembari berlari kecil di sepanjang jalan yang melingkari danau. Dan aku juga suka hujan.”
Dan tanpa berkata apapun lagi, aku bisa merasakan bertambah lagi kedekatan batin dengannya. Bisa merasakan bahwa aku bisa duduk di sampingnya sembari menikmati udara selepas hujan, memandang kawanan angsa liar yang berenang, dan mendengarkan lagu yang sama. Kenangan tentang hujan ternyata juga bisa mengikat hati dua orang yang terlahir dari benua yang berbeda, lebih kuat daripada segala macam simbol pembauran yang lebih sering dipaksakan.Tidak ada hati yang harus patah, tidak ada duka yang harus diabadikan.
……..
I can still feel the breeze that rustles through the trees
And misty memories of days gone by
We could never see tomorrow, no one said a word about the sorrow
And how can you mend a broken heart?
How can you stop the rain from falling down?
How can you stop the sun from shining?
What makes the world go round?
……..
*picture was taken from: http://top10natures.blogspot.com/search/label/Nature
safrinadewi
Oktober 1, 2011
I love this article so much… (“,)
Julie Nava
Oktober 4, 2011
Artikel ini ratingnya paling tinggi 🙂 Hampir setiap hari pasti ada yang klik tulisan Tentang Hujan ini.
safrinadewi
Oktober 28, 2011
Termasuk aku ya say… hehe.
Kayaknya hujan tu paling dekat dengan romantisme… walaupun konotasinya tidak selalu dengan kebahagiaan, tapi entah… sesuatu banget gitu lo…
Julie Nava
Oktober 29, 2011
Buatku, hujan itu selalu romantis, asal nggak pas kehujanan ato lagi hujan campur petir, hehehehe….