Yang kerap berkunjung ke wilayah Kalimantan Selatan mungkin pernah mendengar nama ini. Ya, Guru Ijay, seorang ulama kharismatik di Martapura yang jadi panutan masyarakat Kalimantan umumnya. Sebagai perbandingan, kalau di Jawa Timur kita bisa dengan mudah menemukan poster Gus Dur atau Kyai Hasyim Ashari ditempel di dinding rumah penduduk, dan kalau kita berkunjung ke rumah warga Muhammadiyah akan melihat poster pak AR Fakhrudin, maka di rumah penduduk di Kalimantan Selatan kita bisa menemukan poster Guru Ijay ditempel di dinding. Bahkan konon Gus Dur sendiri kalau berkunjung ke Kalimantan pasti sowan, ‘nuwun sewu’ dulu ke pesantren Guru Ijay.
Saking seringnya melihat poster beliau dengan wajahnya yang tenang dan teduh tertempel di dinding rumah penduduk, saya bertanya pada penduduk siapakah beliau ini dan mengapa banyak orang yang mengaguminya.
Mereka menjawab, bahwa beliau adalah ulama kesayangan penduduk Kalimantan. Kemudian mereka bercerita bahwa konon, saat masih dalam kandungan, suatu ketika di bulan Ramadhan bundanya bertemu dengan Malam Lailatul Qodar. Ketika sadar bahwa yang sedang beliau lihat itu adalah Malam Lailatul Qodar, segera sang bunda memanjatkan do’a agar kelak anaknya dijadikan alim ulama. Sebagian lagi bercerita bahwa sang bunda berdoa agar anaknya kelak menjadi cahaya di bumi.
Sebuah doa yang indah dari seorang ibu yang sederhana, yang anaknya kini menjadi salah satu ulama yang disayangi dan disegani. Disegani karena tidak menimbulkan ketakutan di hati manusia, dan disayangi karena mengajak orang untuk senantiasa mengingat Pencipta-nya.
Saya sendiri, diam-diam merasa betapa beruntungnya orang yang bisa bertemu dengan Lailatul Qodar, dan sempat berdoa sedemikian indahnya.
(dari blog lama, 10 Februari 2006)
keluargasimple.wordpress.com
November 21, 2012
Datang2 weits… udah tinggal di rumah baru mba Yuli. Ya, mba nenekku juga kagum banget ama guru Ijay. Di tembok rumahnya yang bergonta-ganti dari dinding kayu ampe dinding tembok pasti ada selalu gambar si Guru Ijay.