Ada yang tag saya di postingan dengan inti, “Bolehkah cewek yang ngomong cinta duluan?”
Sayangnya, belum sempat saya respon, postingan itu sudah menghilang. Mungkin si penulis malu, hehehehe…. Maklum, kalau di Indonesia, kulturnya memang demikian. Perempuan yang bilang cinta duluan akan dianggap agresif, dan itu konotasinya negatif. Padahal tidak selalu demikian. Bisa jadi itu karena alasan kepraktisan semata. Daripada kelamaan nunggu si pria bicara, kenapa tidak sekalian diperjelas? Kalau iya, bisa lanjut jalan. Kalau enggak, bisa segera nyari yang lain. Hehehehe…. I did it all the time, too.
Intinya, kalau untuk soal perempuan bilang duluan, buat saya oke-oke saja. Perkara nanti si pria merasa itu tidak sepantasnya, itu mah urusan lain. Karena sebenarnya itu hanya persepsi kultural saja, soal pantas dan tidak pantas tersebut. Nggak jadi masalah sebenarnya.
Yang sering jadi batu sandungan itu justru kalau perjalanan cinta ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini dia masalahnya. Pada dasarnya, setiap orang berharap cinta bisa terwujud sesuai keinginan. Sayangnya, harapan dan kenyataan kadang tidak berjalan beriringan.
Setiap kali bertemu dengan seseorang yang sedang mengalami problem cinta, dan sepertinya tidak ada jalan keluar lagi, saya lebih sering menganjurkan mereka untuk shalat istikharah saja.
Apakah itu jalan keluar yang manjur?
Hmm, bisa ya bisa tidak sih, sebenarnya. Tergantung dari sudut pandang kita. Sebab sepanjang pengalaman saya, hasil dari shalat istikharah lebih sering menyakitkan. Yup, benar. Sebagian besar hasilnya selalu bikin galau. Entah yang berupa pacar tiba-tiba kecantol cewek lain, atau ternyata penipu, pengkhianat, sudah beristri…. pokoknya jelek-jelek. Ada juga yang nggak jelas tandanya, dan hanya ada satu petunjuk. Yakni cowok idaman itu nggak pernah bisa ditemui, meskipun sampai jatuh bangun aku… mengejarmu…. Tahu-tahu ketika berhasil ditemukan, dia sudah beristri dan beranak-pinak.
Semua hasil istikharah itu sudah sukses membuat saya berteriak frustasi dan meraung, “Why, God???! Why me???!”
Rasanya waktu itu pantas saja memprotes hasil istikharah. Sebab yang ada di pikiran cuma satu: saya ingin mendapatkan apa yang saya pikir paling sesuai. Padahal soal jodoh itu tidak sama dengan soal pilih-pilih model baju di toko. Yang kalau tidak cocok bisa ditukar atau dikembalikan. Atau bisa dibeli dengan uang. Soal jodoh adalah rahasia Tuhan. Kita berharap, berusaha, tapi hasil akhirnya seringkali di luar perkiraan.
Demikianlah. Pada kenyataannya, cinta dan jodoh seringkali tidak datang di saat bersamaan. Datangnya pun kadang tidak disangka. Padahal dulu cuek-cuekan, eh ternyata jadinya nikah. Yang dulu sliwar-sliwer aja nggak ada perhatian, tahu-tahu beberapa tahun kemudian bertemu, dan berakhir di pelaminan. Sementara yang sudah dikejar sampai berdarah-darah, ditangisi sampai banjir meluap, malah batal melulu.
Itulah indahnya sebuah rahasia. Kejutan di saat akhir yang justru membuat kita bisa tertawa setelah sebelumnya babak belur. Jadi kalau hasil istikharah ternyata tidak sesuai dengan harapan saat itu, jangan keburu putus asa. Kelak setelah sekian tahun, lihatlah kembali perjalanan silam. Kita akan lebih mengerti mengapa dulu tak jadi dengan si A, dan mengapa kini justru bahagia menikah dengan si B.
Posted on Agustus 11, 2014
0